Banyuwangi memiliki beberapa julukan, di antaranya adalah “Bumi Blambangan,” “Kota Osing,” “The Sunrise of Java,” dan “Kota Gandrung”. Selain itu, Banyuwangi juga dikenal sebagai “Kota Santet”.
Berikut lebih detail tentang julukan Banyuwangi:
Bumi Blambangan:
Julukan ini mengacu pada sejarah Banyuwangi yang erat kaitannya dengan Kerajaan Blambangan, yang dipimpin oleh Pangeran Tawang Alun.
Kota Osing:
Osing adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Banyuwangi, sehingga julukan ini menunjukkan identitas budaya lokal.
The Sunrise of Java:
Banyuwangi dijuluki demikian karena letaknya di ujung timur Pulau Jawa, sehingga menjadi daerah pertama yang terkena sinar matahari.
Kota Gandrung:
Gandrung adalah tarian tradisional khas Banyuwangi, sehingga julukan ini mengaitkan kota dengan budaya lokal.
Kota Santet:
Julukan ini memiliki sejarah yang kontroversial, terkait dengan peristiwa pembantaian dukun santet di Banyuwangi pada tahun 1998. Penduduk asli Banyuwangi suku apa?
Suku Osing dianggap sebagai penduduk asli di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Anggapan ini oleh beberapa kalangan dan hasil penelitian. Suku Osing sendiri menyebut Kabupaten Banyuwangi sebagai Tanah Blambangan, sebuah wilayah di ujung paling timur pulau Jawa,Salah satu karakteristik khas orang Banyuwangi adalah cara bicara mereka yang cepat dan terkesan tidak terburu-buru, namun tetap lancar. Kecepatan berbicara ini dapat dilihat sebagai bagian dari identitas sosial mereka yang menggambarkan rasa percaya diri dan keterbukaan dalam berkomunikasi,Penduduk asli Banyuwangi atau Suku Osing, terkenal dengan budaya mistis dan kleniknya, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bahkan di zaman modern seperti saat ini, sejumlah ritual masih tetap dilestarikan, terlebih bagi mereka yang tinggal di Desa Adat Kemiren!Kuliner Khas Banyuwangi
Pecel Pitik. Kuliner pertama dari Banyuwangi adalah pecel pitik. …
Beragam julukan disematkan untuk kabupaten ini, mulai dari Bumi Blambangan, Kota Osing, “The Sunrise of Java”, dan Kota Gandrung.Banyuwangi dijuluki “Kota Santet” karena tragedi pembantaian dukun santet yang terjadi pada tahun 1998. Tragedi ini melibatkan pembunuhan ratusan orang yang diduga sebagai dukun santet, yang menyebabkan Banyuwangi menjadi terkenal dengan julukan tersebut.
Berikut penjelasan lebih detail:
Keresahan Masyarakat:
Sebelum tragedi, ada kepercayaan kuat di Banyuwangi tentang keberadaan ilmu hitam dan santet, serta orang-orang yang menjalankan praktik tersebut.
Tragedi Pembantaian:
Pada Februari hingga September 1998, ratusan orang yang dituduh sebagai dukun santet dibunuh secara sadis oleh kelompok sipil dan oknum asing.
Pelanggaran HAM:
Peristiwa ini menjadi salah satu pelanggaran HAM berat di Indonesia dan mendapat perhatian dari Komnas HAM serta pemerintah.
Julukan “Kota Santet”:
Setelah tragedi, Banyuwangi dikenal luas sebagai “Kota Santet”, dan julukan ini terus melekat meskipun Banyuwangi kini berupaya mengubah citra tersebut.
Perubahan Citra:
Banyuwangi kini berupaya menjadi kota wisata dan kota internet, namun julukan “Kota Santet” masih sering disebut.